Kepenatan Remaja Masa Kini



Kepenatan Tiada Akhir
Oleh:Savitri Dwi M

Frustasi,serasa ingin berhenti
Buku masih utuh tak pernah diminati
Jendela tempat mengusir rasa sepi
pensil, kertas hanya berisi coretan tiada arti

Kelabilan yang belum berhenti
Sifat manja yang akan ada sampai mati
Terbiasa duduk diam sambil mengamati
Iri dengan cara mereka tegak berdiri

Kemanakah lagi ku langkahkan kaki
Apakah aku harus bersembunyi lagi? 
Sulit rasanya ku mengakui
Hati ini belum bisa menerima sepenuh hati
Menerima takdir ini
Aku benar-benar ingin lari

Tak apa aku memang ingin lari
Ku memang ingin berhenti
Pesimisme ini seringkali merasuki
Tapi ku pikirkan sekali lagi
Apa hasilnya bila ku berhenti

Akankah aku bersuka hati
Saat mimpi-mimpiku ikut pergi
Akan ku ikuti takdirku ini 
Aku sudah cukup kuat untuk bertahan hingga kini
Lalu apa gunanya bila kemudian aku pergi
Yang ada malah merugi sendiri
Kehilangan banyak mimpi

Satu langkah kaki sangatlah berarti
Berusaha tetap tegap berdiri
Kadang ketakutan datang kembali
Keraguan datang tak pernah henti

Aku menemukan diri
Terjebak antara melangkah atau masa depan mati
Tak apa kulangkahkan kaki
Mencari celah dari setiap kesulitan yang menghampiri

Mari gandeng tanganku taklukkan setiap keraguan
Jalanilah dengan pasti meski perlahan
Berjuanglah karena masih ada banyak alasan
Untuk kita tetap kuat menjalani kehidupan


Ruang Penat, 20 Februari 2019









Comments

Ika Eonni ^^ said…
Bait ke 5 baris ketiga, ku ikuti bukan kuikuti 😊
Savitri Dwi M said…
Wah Mksh sudah berkunjung ke blog saya dan terima kasih atas sarannya akan saya perbaiki
Tsaniaayaya said…
Keren.... Pas banget lagi penat sama ujian.. ��
Savitri Dwi M said…
Baru belajar diriku Iya semangat ya ujiannya jangan sampe kalah sama sebuah kertas😂
Keren. semangat buat pelajar
Baginda Syarif said…
SEMANGAT dan terus berkarya.... :)
Savitri Dwi M said…
Eh baru buka blog mksh loh sudah mau berkunjung ke blog yang sederhana ini

Popular posts from this blog

Misteri Jatuh Hati

Ruang Asa

Perempuan Tak Perlu Menempuh Pendidikan?