Kepenatan Remaja Masa Kini
Kepenatan Tiada Akhir
Oleh:Savitri Dwi M
Frustasi,serasa ingin berhenti
Buku masih utuh tak pernah diminati
Jendela tempat mengusir rasa sepi
pensil, kertas hanya berisi coretan tiada arti
Kelabilan yang belum berhenti
Sifat manja yang akan ada sampai mati
Terbiasa duduk diam sambil mengamati
Iri dengan cara mereka tegak berdiri
Kemanakah lagi ku langkahkan kaki
Apakah aku harus bersembunyi lagi?
Sulit rasanya ku mengakui
Hati ini belum bisa menerima sepenuh hati
Menerima takdir ini
Aku benar-benar ingin lari
Tak apa aku memang ingin lari
Ku memang ingin berhenti
Pesimisme ini seringkali merasuki
Tapi ku pikirkan sekali lagi
Apa hasilnya bila ku berhenti
Akankah aku bersuka hati
Saat mimpi-mimpiku ikut pergi
Akan ku ikuti takdirku ini
Aku sudah cukup kuat untuk bertahan hingga kini
Lalu apa gunanya bila kemudian aku pergi
Yang ada malah merugi sendiri
Kehilangan banyak mimpi
Satu langkah kaki sangatlah berarti
Berusaha tetap tegap berdiri
Kadang ketakutan datang kembali
Keraguan datang tak pernah henti
Aku menemukan diri
Terjebak antara melangkah atau masa depan mati
Tak apa kulangkahkan kaki
Mencari celah dari setiap kesulitan yang menghampiri
Mari gandeng tanganku taklukkan setiap keraguan
Jalanilah dengan pasti meski perlahan
Berjuanglah karena masih ada banyak alasan
Untuk kita tetap kuat menjalani kehidupan
Satu langkah kaki sangatlah berarti
Berusaha tetap tegap berdiri
Kadang ketakutan datang kembali
Keraguan datang tak pernah henti
Aku menemukan diri
Terjebak antara melangkah atau masa depan mati
Tak apa kulangkahkan kaki
Mencari celah dari setiap kesulitan yang menghampiri
Mari gandeng tanganku taklukkan setiap keraguan
Jalanilah dengan pasti meski perlahan
Berjuanglah karena masih ada banyak alasan
Untuk kita tetap kuat menjalani kehidupan
Ruang Penat, 20 Februari 2019
Comments